Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? … Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! (Roma 3:29)
Setelah mengembara di tanah Moab selama 10 tahun, Naomi ingin kembali ke tanah kelahirannya di Betlehem-Yehuda. Dulu ia meninggalkan kampung halamannya bersama suami dan kedua putranya. Namun, ketiga orang yang dikasihinya itu meninggal di tanah Moab. Semula Naomi tidak mengajak kedua menantunya, Orpa dan Rut. Namun, mereka bersikeras menemaninya meskipun akhirnya hanya Rut yang bertahan. Perempuan muda ini bertekad mengikuti mertuanya meskipun berbeda bangsa (Rut 1:1-22). Rut mengasihi Naomi dengan sepenuh hati, bahkan pada saat mertuanya tidak punya apa-apa lagi. Ia juga tidak khawatir bahwa perjalanan itu berisiko baginya karena orang Moab dan orang Israel masih sering bermusuhan.
Mengasihi tanpa melihat perbedaan, itu pulalah yang dilakukan oleh Yesus. Dia mengasihi manusia tanpa membedakan suku, warna kulit, status sosial, asal usul, dan lainnya. Yesus seorang Yahudi. Meskipun demikian, karya keselamatan-Nya bukan hanya untuk bangsa-Nya, melainkan untuk semua bangsa (Roma 3:29). Sebagai anak-anak yang sudah diselamatkan dan ditebus-Nya, kita patut mencontoh sikap dan perilaku-Nya.
Manakala kita bergaul dan bersosialisasi di tengah masyarakat yang majemuk, masihkah kita memprioritaskan seseorang berdasarkan etnis, agama, asal usul, pangkat, dan sejenisnya? Kita hidup di negeri dengan beraneka ragam budaya, adat kebiasaan, dan keturunan sehingga perbedaan adalah hal yang lazim. Rut patut kita contoh karena hidupnya selaras dengan kehendak Tuhan.
(Tjetjep Gunawan)