Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya. (Matius 25:15)
Saat ini sulit mencari orang-orang yang mau melayani di gereja kami. Mencari dan menetapkan pelayan-pelayan Tuhan sebagai penatua, personel Badan Pelayanan Jemaat, hingga panitia atau tim kerja akan memakan waktu berbulan-bulan. Bahkan akhirnya ada posisi yang terpaksa kosong karena tidak ada jemaat yang bersedia berperan di situ. Alasan penolakan umumnya adalah merasa tidak mampu, takut gagal, takut mengecewakan jemaat.
Menolak menjadi pemimpin sudah terjadi sejak zaman dahulu. Ketika diminta oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel, Gideon berdalih bahwa dirinya terlalu muda, dan akhirnya ia meminta tanda bila ia benar-benar pilihan-Nya (Hakim-hakim 6:1-24). Musa, Saul, dan Yeremia adalah beberapa contoh lainnya. Mereka ingin melarikan diri dari panggilan-Nya. Namun, sebagaimana yang kita ketahui, pada akhirnya Tuhan melengkapi, memampukan, dan menyempurnakan segala pekerjaan-Nya. Allah tidak akan membiarkan dan mempermalukan para pelayan-Nya. Dia selalu menyertai mereka.
Ketika pertama kali dipanggil Tuhan untuk melayani-Nya, kita pun merasa tidak mampu. Namun, seiring berjalannya waktu, kita meyakini ada kuasa Tuhan yang menopang dan memampukan kita. Kita dilengkapi lewat kerja sama dengan saudara sepelayanan. Kita disatukan di dalam satu Roh. Kesanggupan kita ada batasnya (Matius 25:15), tetapi kesanggupan Tuhan tanpa batas. Jadi, keberhasilan dalam pelayanan adalah hasil kerja Tuhan, bukan kita sehingga nama Tuhan saja yang patut dimuliakan dan ditinggikan.
(Tjetjep Gunawan)