Mengenai Kitab Suci

  1. Pertanyaan: Apa yang Kamu pahami tentang Kitab Suci?
    Jawaban: Firman Allah yang tertulis.
    2 Timotius 3:15, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus,” dan Yohanes 5:39, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku….

 

  1. Pertanyaan: Apakah selalu ada kata-kata tertulis?
    Jawaban: Tidak. Sebelum zaman Musa tidak ada kata-kata tertulis.

 

  1. Pertanyaan: Bagaimana Allah kemudian mengomunikasikan Firman-Nya kepada umat manusia?
    Jawaban: Dengan bahasa lisan dan wahyu kepada para partriarkh (bapak leluhur Israel).
    Kejadian 18:1, “Kemudian Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik,” dan Kejadian 28:12, “Maka bermimpilah ia (Yakub), di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.”

 

  1. Pertanyaan: Bagaimana mereka melestarikannya di antara mereka sendiri? Jawaban: Dengan tradisi dari ayah ke anak-anak.
    Kejadian 18:19, “Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.

 

  1. Pertanyaan: Bagaimana itu dapat dilakukan dengan lebih baik pada masa-masa itu daripada di zaman kita?
    Jawaban: Karena manusia kemudian hidup lebih lama, dan jumlahnya lebih sedikit, Allah lebih sering menyatakan diri-Nya dan perangkat Iblis lebih sedikit.

 

  1. Pertanyaan: Siapa yang memerintahkan Kitab Suci untuk ditulis?
    Jawaban: Allah.
    2 Timotius 3:16, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”

 

  1. Pertanyaan: Oleh siapakah Dia telah menyebabkan kitab-kitab itu dituliskan?
    Jawaban: Perjanjian Lama oleh para nabi, dan Perjanjian Baru oleh para penginjil dan rasul.
    Keluaran 17:14, “Kemudian berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ‘Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit’,” dan Wahyu 1:19, Firman Tuhan kepada Rasul Yohanes, “Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.”

 

  1. Pertanyaan: Oleh siapa mereka diilhami secara tertulis?
    Jawaban: Oleh Roh Kudus.
    2 Petrus 1:21, “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”

 

  1. Pertanyaan: Apakah mereka (orang-orang itu) TIDAK SALAH dalam menuliskan Firman Allah?
    Jawaban: Ya. Roh Kudus memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran.
    Yohanes 16:13, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”

 

  1. Pertanyaan: Berapa banyak Perjanjian yang ada dalam Kitab Suci?
    Jawaban: Dua, Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) (Lihat urutan Kitab PL dan PB di Alkitab TB terbitan Lembaga Alkitab Indonesia / LAI).
    2 Korintus 3:14, “Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca PERJANJIAN LAMA itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya,” dan Ibrani 9:15, “Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu PERJANJIAN YANG BARU, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.”

 

  1. Pertanyaan: Dalam bahasa apa Perjanjian Lama ditulis?
    Jawaban: Dalam bahasa Ibrani, dan sebagian kecil dalam bahasa Kasdim (Aram, yaitu: Daniel 2-7; Ezra 4-7; Yeremia 10:11).
    Alkitab Perjanjian Lama kita sama isinya dengan Kitab Suci Agama Yahudi, hanya saja pembagiannya yang berbeda. Pembagian menurut Agama Yahudi pernah diucapkan Yesus sebagaimana tercatat dalam Lukas 24:44, “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa (Torat) dan kitab nabi-nabi (Nev’im) dan kitab Mazmur (Ketuvim, yaitu tulisan-tulisan seperti Mazmur, Amsal, dsb.).” Ketiga bagian itu sering disebut dengan akronim TANAKH.

 

  1. Pertanyaan: Dalam bahasa apa Perjanjian Baru ditulis?
    Jawaban: Dalam bahasa Yunani.

 

  1. Pertanyaan: Apakah seluruh Alkitab adalah kitab ilahi?
    Jawaban: Ya: karena mengandung hal-hal yang hanya dapat berasal dari Allah.

 

  1. Pertanyaan: Hal-hal apa sajakah itu?
    Jawaban: Misteri, seperti bahwa Allah adalah Tritunggal; penciptaan dari ketiadaan dalam enam hari; bahwa Yesus adalah Allah dan Manusia, Sang Pengantara, dll.; dan nubuat: yang merupakan prediksi peristiwa masa depan yang dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat.

 

  1. Pertanyaan: Apakah kitab-kitab Apokrifa (tulisan-tulisan yang diragukan keasliannya, termasuk kitab-kitab Deuterokanonika yang oleh beberapa pihak diletakkan di antara PL dan PB) adalah Firman Allah?
    Jawaban: Tidak, karena mereka mengandung hal-hal yang legendaris dan bertentangan dengan Firman Allah: karena itu mereka tidak pernah diakui sebagai ilahi oleh Jemaah Yahudi, meskipun nubuat Allah telah disampaikan kepada mereka.
    Roma 3:2, “…sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.

 

  1. Pertanyaan: Apakah Kitab Suci sempurna atau tidak sempurna?
    Jawaban: Sempurna.
    Mazmur 19:7, “Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa.”

 

  1. Pertanyaan: Apakah kemudian tidak ada bagian dari mereka yang hilang atau dipalsukan?
    Jawaban: Tidak, mereka utuh dan murni seperti sebelumnya.
    Matius 5:18, Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”

 

  1. Pertanyaan: Apakah tradisi manusia sejajar Kitab Suci?
    Jawaban: Tidak. Kitab Suci adalah otoritas tertinggi, di atas tradisi manusia.
    Matius 15:9, Yesus mengecam orang-orang Yahudi dan berkata, “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”

 

  1. Pertanyaan: Apakah Kitab Suci jelas atau tidak jelas?
    Jawaban: Jelas dalam hal-hal yang diperlukan untuk keselamatan.
    Mazmur 119:105, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

 

  1. Pertanyaan: Namun Petrus mengatakan bahwa dalam surat-surat Paulus ada beberapa hal yang sulit dimengerti, seperti yang kita baca dalam 2 Petrus 3:16.
    Jawaban: Kebenaran sesuatu dapat diungkapkan dengan jelas, meskipun masalah itu sendiri mungkin sulit dipahami, seperti halnya dengan semua misteri, seperti Tritunggal Allah, dll.

 

  1. Pertanyaan: Bolehkah dan haruskah kita membaca Kitab Suci?
    Jawaban: Iya.
    Yohanes 5:39, Yesus mengingatkan kepada orang-orang bahwa, “Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku (Yesus).”

 

  1. Pertanyaan: Bagaimana kita harus menyelidiki Kitab Suci?
    Jawaban:
    a. Dalam takut akan Allah.
         Mazmur 111:10, “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.
    b. Dengan hati yang berdoa.
         Mazmur 119:18, “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.”
    c. Dengan hormat.
         Yesaya 66:5, “Dengarlah firman Tuhan, hai kamu yang gentar kepada firman-Nya! Saudara-saudaramu, yang membenci kamu, yang mengucilkan kamu oleh karena kamu menghormati nama-Ku, telah berkata: ”Baiklah Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, supaya kami melihat sukacitamu!” Tetapi mereka sendirilah yang mendapat malu.”
    d. Dengan penuh perhatian dan dengan penilaian rohani.
         1 Korintus 2:13, “Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.

 

Pdt. N.T. Prasetyo, M.Th.

 

Sumber: